Rabu, 15 Juli 2020

food terminology ojt #12

Pissang bollen
Sebelum kita membahas sejarah pisang bolen, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu awal mula nama kue pisang bolen itu sendiri.
Nama pisang bolen berasal dari bahasa Belanda, yaitu bananenbollen. Seperti yang kita sudah ketahui bersama, tercatat dalam sejarah bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda (VOC, Vereenigde Oost-Indische Compagnie) selama kurang lebih 350 tahun.
Tentunya dalam waktu 350 tahun tersebut banyak budaya Belanda yang secara langsung maupun tidak terserap oleh masyarakat lokal, salah satunya dalam segi makanan.
Diantara aneka ragam makanan lokal yang kita dapat temui saat ini, banyak yang merupakan adaptasi dari makanan khas Belanda. Salah satunya adalah pisang bolen atau dalam bahasa Belandanya disebut bananenbollen.
Kalau kita lihat dari kata bananenbollen, tentunya langsung dapat ditebak, bahwa bananen itu artinya pisang / banana.
Tapi kalau bollen itu sendiri artinya apa ya? Jika kita menggunakan kamus Google translate, bollen itu memiliki arti bulbs (dalam bahasa Inggris). Bulbs disini memiliki pengertian yaitu sesuatu yang menggelembung menyerupai bola. Jadi kalau kita artikan secara simple-nya kurang lebih menjadi pisang yang dibungkus sehingga menjadi menggelembung.
Di Indonesia pisang bolen mulai dikenal secara luas lebih tepatnya di kota Bandung, sekitar tahun 1980-an. Saking terkenalnya kue ini, maka banyak wisatawan yang datang berkunjung ke kota Bandung merasa tidak lengkap rasanya kalau tidak membeli pisang bolen ini sebagai salah satu icon oleh-oleh kota Bandung.
Kue pisang bolen ini umumnya terbuat dari potongan pisang yang dibungkus dengan lapisan adonan tepung terigu. Biasanya pisang bolen ini divariasikan dengan tambahan isian potongan keju ataupun cokelat.
Belakangan varian bolen ini bertambah dengan mengganti bahan pisang dengan menggunakan tape (peuyeum) yang dikombinasikan dengan potongan keju ataupun cokelat.Di Belanda sendiri selain bananenbollen (pisang bolen), terdapat juga appelbollen (apel bolen) dan oliebollen (kismis/potongan apel) yang popularitasnya juga tidak kalah dengan bananenbollen.
Cuanki
Cuanki adalah suatu jenis jajanan yang lebih dikenal dengan “Jajanan Pikulan”. Pastinya udah familiar dong dengan jajanan yang satu ini. Jajanan ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, mulai dari kota Bandung hingga kota lainnya. Asal kata cuanki ini berasal dari singkatan kalimat “ Cari Uang Jalan Kaki”. Yap! Karena model usahanya berjualan dengan cara berjalan kaki/ menjajakan dagangan dengan dipikul berjalan kaki. Walaupun sekarang sudah banyak juga pedagang cuanki mangkal, dan yang terbaru sudah ada cuanki dalam kemasan atau cuanki express. Cuanki paling sering dinikmati saat siang dan sore hari. Bagi kamu yang belum pernah tau. Suara khas cuanki berbunyi tok tok tok... Kalo kamu denger suara itu dari dala rumah dan liat keluar ada pedagang yang memilkul dengan membawa pikulan berwarna perak disertai warna tulisan merah (kebanyakan seperti ini) itulah emang cuanki yang berkeliling. Bisa dinikmati dengan nambah mie dan telur rebus kedalam cuanki yang memperkaya rasa dari cuanki. Cuanki sendiri sebenarnya mirip dengan bakso malang, tetapi yang membedakan cuanki dengan bakso malang ialah bahan bakunya. Cuanki menggunakan bahan baku ikan untuk membuat bakso, tahu kering dan siomay keringnya. Selain itu cuanki menggunakan saus ikan untuk dicampur dengan kuah nya. Itulah yang memberikan rasa yang khas pada cuanki
 Bubur candil 
Nama bubur candil tentunya sudah tidak asing bagi para pecinta kuliner Indonesia, mengingat salah satu jenis bubur tersebut merupakan menu yang ramai dimakan sebagai takjil bulan ramadhan. Bubur candil sendiri merupakan makanan yang dibuat dari tepung ketan dengan tambahan kuah menggenanginya.
Kuah dari bubur candil memiliki rasa manis gurih karena dibuat dari gula dan santan, sedangkan tepung ketan tadi dibuat menjadi bulat menyerupai bola. Bentuk bola-bola inilah yang disebut masyarakat sebagai candil atau ada pula yang mengatakannya dengan biji salak, karena ukurannya yang sama dengan biji salak.
Selain menggunakan tepung ketan untuk membuat candil, ada pula jenis-jenis candil lain, seperti candil ubi. Dalam membuat candil jenis tersebut, yang digunakan adalah ubi jalar merah, sehingga memiliki rasa khas ubi dengan cita rasa sedikit manis menyertainya.
Bahan lain layaknya pisang dan buah atap, juga bisa menjadi isian dari bubur candil, namun bentuk bulatan-bulatan tadi harus direbus dulu baru dimasukkan ke dalam kuahnya. Sebagai makanan yang terkenal saat bulan puasa, banyak yang menjualnya di pusat-pusat takjil, dan selain bulan puasa ada banyak pedagang kaki lima yang menjajakannya pula.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

daily activity ojt #6

Assalamualikum