1.dimsum
Dim Sum atau sering juga disebut Dianxin dalam bahasa mandarin secara harafiah berarti sedikit dari hati atau meyentuh hatimu. Kata ini disunting dari frasa yi dian xin yi yang artinya sedikit tanda mata, kemudian secara umum digunakan sebagai nama untuk menyebut cemilan ringan ini.
Kebiasaan makan dim sum bermula pada periode jalur sutra (Asia Tengah Cina) dan Dinasti Han (206 SM) sampai Dinasti Yuan pada Abad 14M. Saat itu para petani, buruh, dan para pedagang yang berbisnis di sepanjang jalur sutra sering mampir di kedai teh pinggir jalan untuk meminum teh pada sore hari.
Food Lovers harus tau juga bahwa kebiasaan ini sempat memudar lho pada abad ketiga gara-gara Tabib terkenal Hua Tuo mengatakan kebiasaan memakan dim sum sambil minum teh bisa membuat badan jadi gemuk. Orang Kanton (Guangdong/Kwangtung) di Cina Selatan tidak mengindahkan imbauan ini. malah menjadikan dim sum sebagai makanan tradisional yang dinikmati bersama teman-teman saat nongkrong sambil minum teh. Dari sinilah muncul istilah yumcha (mandarin yincha) yaitu minum teh di kedai teh bersama teman-teman dekat sambil menyantap dimsum.
Sejak abad ke-10 telah dikenal sekitar 2.000 jenis macam-macam dim sum. Di masa sekarang sebuah restoran besar dim sum biasanya sudah menyajikan sekitar 100 jenis dim sum. Dim sum kemudian menjadi sarapan pagi khas orang Hong Kong (Hong Kong terletak tepat di seberang Propinsi Guangdong, Cina, sehingga masyarakatnya mengikuti kebiasaan di Guangdong). Dim sum sengaja dibuat kecil agar mudah disantap dalam satu kali suapan Bentuknya harus indah agar menarik dan enak dinikmati bersama teh.
2. Ramen
Ramen (拉麺;ラーメン) bukanlah makanan yang berasal dari Jepang, tetapi berasal dari Cina. Orang Jepang sering menyebut ramen dengan nama "Chuka Soba" yang berarti "Soba dari Tiongkok" atau "Shina Soba" yang berarti "Soba Cina". Dalam bahasa Jepang soba atau o-soba artinya mie, jadi Chuka soba dalam bahasa Indonesia memiliki arti "Mie dari Tiongkok".
Sejarah ramen ini bermula pada tahun 1910, ketika itu ada dua orang koki Cina di restoran Rairaken, Tokyo yang memperkenalkan makanan baru berupa mie dengan kuah kaldu yang mereka berinama Shina Shoba (Mie China). Tokugawa Mitsukuni (mito komon) adalah orang Jepang yang pertamakali memakan ramen.
Setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, kata Shoba mulai kehilangan pamornya. Sebagai peninggalan agresi imperialis dan keburtalan masa perang terhadap Cina (yang memakan 20 juta jiwa), Shoba dianggap sebagai penghinaan budaya. Maka namanya diubah menjadi Chuka Soba yang menjadi lebih diterima sebab Chuka berbarti “ala Cina” atau “Chinese-style”. Mie itu akhirnya memasuki jaman modern pada tahun 1985, ketika seorang pengusaha bernama Momofuku Ando memperkenalkan versi kemasan pertama dari makanan itu. Digoreng kering dan diberi rasa ayam, dikeringkan dan ditekan menjadi bentuk balok, dan disebut dengan Chikin Ramen.
Kata itu diambil dari kata Cina la (menarik) dan mian (mi). Dan dengan segera berubah menjadi Ramen. Setelah awalan yang lambat, Ramen berkembang menjadi fenomena dunia, dari Amerika hingga Ukraina, dalam variasi yang tanpa batas. Kari, udang, sayuran, bahkan lemon pedas. Dikarenakan harganya yang murah dan menyiapkannya yang gampang, mi itu menjadi makanan pokok para pelajar, seniman dan musisi dimanapun berada. Pada tahun 2005, 85.7 triliun bungkus Ramen dinikmati oleh orang setiap tahun.
3. Tom Yam Goong
Tom yum merupakan sajian sup pedas dan asam yang banyak disajikan di beberapa negara seperti Kamboja, Brunei, Malaysia dan Singapura.
Secara harfiah, kata "tom yam" berasal dari dua kata Thai yaitu 'tom' dan 'yam'. Tom mengacu pada proses perebusan, sementara yam mengacu pada jenis bumbu khas Thailand.
Kuah kaldunya terbuat dari bahan-bahyan segar seperti serai, daun jeruk purut, lengkuas, air jeruk nipis, kecap ikan dan bubuk cabai.
Ada beragam jenis tom yam. Untuk Tom Yam Goong biasanya diisi dengan udang sebagai bahan utamanya. Sedangkan Tom Yum Gai menggunakan ayam, jamur untuk versi vegetarian. Untuk isian ikan disebut dengan Tom Yam Pla dan untuk makanan laut yang dicampur disebut juga dengan Tom Yum Talay atau Tom Yum Po Taek.
Tom yam ada dua versi, tom yam dengan santan (Tom Yam Gung Nam Kohn) atau tanpa santan (Tom Yam Gung Nam Sai) untuk versi kuah bening. Keduanya sama-sama memiliki paduan rasa asam, gurih, pedas dan sedikit manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar