FOOD is MOOD
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH
Rabu, 15 Juli 2020
food terminology ojt #12
Pissang bollen
Sebelum kita membahas sejarah pisang bolen, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu awal mula nama kue pisang bolen itu sendiri.
Nama pisang bolen berasal dari bahasa Belanda, yaitu bananenbollen. Seperti yang kita sudah ketahui bersama, tercatat dalam sejarah bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda (VOC, Vereenigde Oost-Indische Compagnie) selama kurang lebih 350 tahun.
Nama pisang bolen berasal dari bahasa Belanda, yaitu bananenbollen. Seperti yang kita sudah ketahui bersama, tercatat dalam sejarah bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah oleh Belanda (VOC, Vereenigde Oost-Indische Compagnie) selama kurang lebih 350 tahun.
Tentunya dalam waktu 350 tahun tersebut banyak budaya Belanda yang secara langsung maupun tidak terserap oleh masyarakat lokal, salah satunya dalam segi makanan.
Diantara aneka ragam makanan lokal yang kita dapat temui saat ini, banyak yang merupakan adaptasi dari makanan khas Belanda. Salah satunya adalah pisang bolen atau dalam bahasa Belandanya disebut bananenbollen.
Kalau kita lihat dari kata bananenbollen, tentunya langsung dapat ditebak, bahwa bananen itu artinya pisang / banana.
Tapi kalau bollen itu sendiri artinya apa ya? Jika kita menggunakan kamus Google translate, bollen itu memiliki arti bulbs (dalam bahasa Inggris). Bulbs disini memiliki pengertian yaitu sesuatu yang menggelembung menyerupai bola. Jadi kalau kita artikan secara simple-nya kurang lebih menjadi pisang yang dibungkus sehingga menjadi menggelembung.
Tapi kalau bollen itu sendiri artinya apa ya? Jika kita menggunakan kamus Google translate, bollen itu memiliki arti bulbs (dalam bahasa Inggris). Bulbs disini memiliki pengertian yaitu sesuatu yang menggelembung menyerupai bola. Jadi kalau kita artikan secara simple-nya kurang lebih menjadi pisang yang dibungkus sehingga menjadi menggelembung.
Di Indonesia pisang bolen mulai dikenal secara luas lebih tepatnya di kota Bandung, sekitar tahun 1980-an. Saking terkenalnya kue ini, maka banyak wisatawan yang datang berkunjung ke kota Bandung merasa tidak lengkap rasanya kalau tidak membeli pisang bolen ini sebagai salah satu icon oleh-oleh kota Bandung.
Kue pisang bolen ini umumnya terbuat dari potongan pisang yang dibungkus dengan lapisan adonan tepung terigu. Biasanya pisang bolen ini divariasikan dengan tambahan isian potongan keju ataupun cokelat.
Belakangan varian bolen ini bertambah dengan mengganti bahan pisang dengan menggunakan tape (peuyeum) yang dikombinasikan dengan potongan keju ataupun cokelat.Di Belanda sendiri selain bananenbollen (pisang bolen), terdapat juga appelbollen (apel bolen) dan oliebollen (kismis/potongan apel) yang popularitasnya juga tidak kalah dengan bananenbollen.
Belakangan varian bolen ini bertambah dengan mengganti bahan pisang dengan menggunakan tape (peuyeum) yang dikombinasikan dengan potongan keju ataupun cokelat.Di Belanda sendiri selain bananenbollen (pisang bolen), terdapat juga appelbollen (apel bolen) dan oliebollen (kismis/potongan apel) yang popularitasnya juga tidak kalah dengan bananenbollen.
Cuanki
Cuanki adalah suatu jenis jajanan yang lebih dikenal dengan “Jajanan Pikulan”. Pastinya udah familiar dong dengan jajanan yang satu ini. Jajanan ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, mulai dari kota Bandung hingga kota lainnya. Asal kata cuanki ini berasal dari singkatan kalimat “ Cari Uang Jalan Kaki”. Yap! Karena model usahanya berjualan dengan cara berjalan kaki/ menjajakan dagangan dengan dipikul berjalan kaki. Walaupun sekarang sudah banyak juga pedagang cuanki mangkal, dan yang terbaru sudah ada cuanki dalam kemasan atau cuanki express. Cuanki paling sering dinikmati saat siang dan sore hari. Bagi kamu yang belum pernah tau. Suara khas cuanki berbunyi tok tok tok... Kalo kamu denger suara itu dari dala rumah dan liat keluar ada pedagang yang memilkul dengan membawa pikulan berwarna perak disertai warna tulisan merah (kebanyakan seperti ini) itulah emang cuanki yang berkeliling. Bisa dinikmati dengan nambah mie dan telur rebus kedalam cuanki yang memperkaya rasa dari cuanki. Cuanki sendiri sebenarnya mirip dengan bakso malang, tetapi yang membedakan cuanki dengan bakso malang ialah bahan bakunya. Cuanki menggunakan bahan baku ikan untuk membuat bakso, tahu kering dan siomay keringnya. Selain itu cuanki menggunakan saus ikan untuk dicampur dengan kuah nya. Itulah yang memberikan rasa yang khas pada cuanki
Bubur candil
Nama bubur candil tentunya sudah tidak asing bagi para pecinta kuliner Indonesia, mengingat salah satu jenis bubur tersebut merupakan menu yang ramai dimakan sebagai takjil bulan ramadhan. Bubur candil sendiri merupakan makanan yang dibuat dari tepung ketan dengan tambahan kuah menggenanginya.
Kuah dari bubur candil memiliki rasa manis gurih karena dibuat dari gula dan santan, sedangkan tepung ketan tadi dibuat menjadi bulat menyerupai bola. Bentuk bola-bola inilah yang disebut masyarakat sebagai candil atau ada pula yang mengatakannya dengan biji salak, karena ukurannya yang sama dengan biji salak.
Selain menggunakan tepung ketan untuk membuat candil, ada pula jenis-jenis candil lain, seperti candil ubi. Dalam membuat candil jenis tersebut, yang digunakan adalah ubi jalar merah, sehingga memiliki rasa khas ubi dengan cita rasa sedikit manis menyertainya.
Bahan lain layaknya pisang dan buah atap, juga bisa menjadi isian dari bubur candil, namun bentuk bulatan-bulatan tadi harus direbus dulu baru dimasukkan ke dalam kuahnya. Sebagai makanan yang terkenal saat bulan puasa, banyak yang menjualnya di pusat-pusat takjil, dan selain bulan puasa ada banyak pedagang kaki lima yang menjajakannya pula.
food terminology ojt #11
Ulukutek leunca
Di masyarakat Sunda kita mengenal masakan ulukutek dan karedok leunca yang
rasanya enak, sangat nikmat disantap dengan sangu panas, goreng asin peda
dan sambel terasi. Hampir di semua warung nasi Sunda, tersaji menu utama
yang bahan bakunya memang dari buah leunca. Banyak orang Sunda ngebet sekali
dengan sajian tradisional ini, karena sangat merangsang nafsu makan.
Konon dahulu kala ada seorang emak-emak Karuhun (sebutan untuk sesepuh atau nenek moyang dalam bahasa Sunda), yang punya kebun leunca. Beliau bosen tiap hari makanin leunca terus. Udah berbagai macam cara masak dicoba, mulai dari dimakan mentah gitu aja, direbus, dioseng. Terus akhirnya suatu waktu karena udah bingung tuh leunca mau diapain lagi, si emak nguyek-nguyek tuh leunca tanpa sadar. Bingung juga si emak waduh..leuncanya ancur. Mana enak dimakan ancur gitu. Akhirnya setelah otak ngebul, beberapa jam kemudian datanglah si ilham. Si emak ngeliat ada oncom. Dicampurinnya lah itu leunca sama oncom, ditumis, terus dikasih bumbulah pastinya, jadilah sebuah masakan. Cuma tetep kebingungan masih melanda si emak. Setelah perut si emak kenyang karena makan itu masakan, dia kepikiran buat ngasih nama. Karena tadi buatnya ngga sengaja sambil ulukutek di dapur dan bahan dasarnya leunca, si emak pun memutuskan buat ngasih nama Ulukutek Leunca. Dan ternyata sampai sekarang, hampir di setiap rumah tangga atau rumah makan Sunda menyediakan ulukutek leunca.
kandungan gizi
Leunca bagi masyarakat Sunda biasa dikonsumsi sebagai lalap, baik buah maupun daunnnya. Tanaman ini berasal dari Eropa dan Asia Barat, melalui Malaysia tanaman Leunca masuk ke Indonesia.
Tanaman semusim ini berbatang tegak dan banyak bercabang dengan tinggi 30-175 cm. Buahnya berupa buah buni, bulat-bulat dan berisi banyak biji dengan penampang sekitar 0,8-1 cm. Di Cina dikenal dengan nama longkui. Nilai gizi daun muda leunca adalah kalori (45 kal), protein (4,7 gr), lemak (0,5 gr), karbohidrat (8,1), kalsium (210 mg), fosfor (80 mg), besi (6,1 mg), vitamin A (1.900 SI), vitamin B1 (0,14 mg), vitamin C (40 mg). Tanaman leunca sengaja ditanam orang di kebun-kebun. Di pedesaan di Jawa Barat, tumbuhan yang masuk dalam familia Solanaceae ini ditanam sebagai tanaman hias. Tumbuhan bernama asli rampai atau ranti (Sumatera) dan leunca manuk (Jawa) ini dikonsumsi orang, dari daun, bunga hingga buahnya. Daun dan buah tanaman Leunca mengandung senyawa glikosida alkaloid solanin, zat samak, minyak lemak, kalsium, zat besi, vitamin A dan C.
Ekstrak daun tanaman ini, menurut Dr. Setiawan Dalimartha, Sekertaris Umum Himpunan Pengobatan Tradisional dan Akupuntur Indonesia (Hiptri), mampu menekan ascitic sarcoma, menstimulasi pembentukan sel darah, dan bersifat kuat sebagai anticholine esterase. Kandungan kimia lainnya adalah glikoalkaloid, solanidine, diosgenin, tigogenin, juga sedikit atropine, saponin, dan minyak lemak.
Di masyarakat Sunda kita mengenal masakan ulukutek dan karedok leunca yang
rasanya enak, sangat nikmat disantap dengan sangu panas, goreng asin peda
dan sambel terasi. Hampir di semua warung nasi Sunda, tersaji menu utama
yang bahan bakunya memang dari buah leunca. Banyak orang Sunda ngebet sekali
dengan sajian tradisional ini, karena sangat merangsang nafsu makan.
Konon dahulu kala ada seorang emak-emak Karuhun (sebutan untuk sesepuh atau nenek moyang dalam bahasa Sunda), yang punya kebun leunca. Beliau bosen tiap hari makanin leunca terus. Udah berbagai macam cara masak dicoba, mulai dari dimakan mentah gitu aja, direbus, dioseng. Terus akhirnya suatu waktu karena udah bingung tuh leunca mau diapain lagi, si emak nguyek-nguyek tuh leunca tanpa sadar. Bingung juga si emak waduh..leuncanya ancur. Mana enak dimakan ancur gitu. Akhirnya setelah otak ngebul, beberapa jam kemudian datanglah si ilham. Si emak ngeliat ada oncom. Dicampurinnya lah itu leunca sama oncom, ditumis, terus dikasih bumbulah pastinya, jadilah sebuah masakan. Cuma tetep kebingungan masih melanda si emak. Setelah perut si emak kenyang karena makan itu masakan, dia kepikiran buat ngasih nama. Karena tadi buatnya ngga sengaja sambil ulukutek di dapur dan bahan dasarnya leunca, si emak pun memutuskan buat ngasih nama Ulukutek Leunca. Dan ternyata sampai sekarang, hampir di setiap rumah tangga atau rumah makan Sunda menyediakan ulukutek leunca.
kandungan gizi
Leunca ( Solanum nigrum L ).
Leunca bagi masyarakat Sunda biasa dikonsumsi sebagai lalap, baik buah maupun daunnnya. Tanaman ini berasal dari Eropa dan Asia Barat, melalui Malaysia tanaman Leunca masuk ke Indonesia.
Tanaman semusim ini berbatang tegak dan banyak bercabang dengan tinggi 30-175 cm. Buahnya berupa buah buni, bulat-bulat dan berisi banyak biji dengan penampang sekitar 0,8-1 cm. Di Cina dikenal dengan nama longkui. Nilai gizi daun muda leunca adalah kalori (45 kal), protein (4,7 gr), lemak (0,5 gr), karbohidrat (8,1), kalsium (210 mg), fosfor (80 mg), besi (6,1 mg), vitamin A (1.900 SI), vitamin B1 (0,14 mg), vitamin C (40 mg). Tanaman leunca sengaja ditanam orang di kebun-kebun. Di pedesaan di Jawa Barat, tumbuhan yang masuk dalam familia Solanaceae ini ditanam sebagai tanaman hias. Tumbuhan bernama asli rampai atau ranti (Sumatera) dan leunca manuk (Jawa) ini dikonsumsi orang, dari daun, bunga hingga buahnya. Daun dan buah tanaman Leunca mengandung senyawa glikosida alkaloid solanin, zat samak, minyak lemak, kalsium, zat besi, vitamin A dan C.
Tumbuhan ini digunakan sebagai obat-obatan sejak lebih dari 2.000 tahun lalu. . Daun memiliki efek sedative ( menenangkan ) , diuretic ( memperlancar ) air seni, dan ekspektoran (mengencerkan dahak ). Buah leunca bisa dimanfaatka sebagai tonic, diuretic. Buah leunca bisa dipakai obat anti bakteri dan anti kanker. Tanaman leunca ini bisa juga digunakan obat pembengkakan, peradangan, rematik dan wasir.
Rebusan air dari daun leunca bersifat diuretic, dapat memperlancar air seni, untuk penderita hipertensi dan jantung yang disertai pembengkakan. Efek anti bakteri yang dipunyai leunca dapat mengobati gonorhoe ( penyakit kelamin ). Masih ada lagi yang dapat dimanfaatkan dari tanaman leunca, yaitu getahnya untuk obat kulit dan kutilan.
Buah leunca yang berbentuk bulat kecil, dipercaya memiliki khasiat untuk berbagai penyakit.
1. Secara tradisional, buah dan daun tanaman ini telah digunakan sebagai
obat pusing di Meksiko.
2. Di negeri Cina digunakan untuk mengurangi radang ginjal dan kandung
kencing, juga sebagai antidiare.
3. Di India dipakai untuk menyembuhkan penyakit anjing gila.
Rebusan air dari daun leunca bersifat diuretic, dapat memperlancar air seni, untuk penderita hipertensi dan jantung yang disertai pembengkakan. Efek anti bakteri yang dipunyai leunca dapat mengobati gonorhoe ( penyakit kelamin ). Masih ada lagi yang dapat dimanfaatkan dari tanaman leunca, yaitu getahnya untuk obat kulit dan kutilan.
Buah leunca yang berbentuk bulat kecil, dipercaya memiliki khasiat untuk berbagai penyakit.
1. Secara tradisional, buah dan daun tanaman ini telah digunakan sebagai
obat pusing di Meksiko.
2. Di negeri Cina digunakan untuk mengurangi radang ginjal dan kandung
kencing, juga sebagai antidiare.
3. Di India dipakai untuk menyembuhkan penyakit anjing gila.
Hasil penelitian di Guangdong Provinci Cancer Research Center, Cina, tanaman yang dapat tumbuh 3.000 m di atas permukaan laut dan bentuk daun bulat telur dan ujung daun meruncing ini, mengandung senyawa solasonine, solasodine, solamargine, dan solanine. Senyawa itu penghambat pertumbuhan sel kanker yang tak terkendali.
Solasodine mempunyai efek menghilangkan sakit (analgetik), penurunan panas, antiradang, dan antishock. Solamargine dan solasonine mempunyai efekk antibakteri, sedangkan solanine sebagai antimitosis. Senyawa-senyawa itu bisa mengatasi gangguan kanker, yakni kanker payudara, leher rahim, lambung dan saluran pernapasan.
Ekstrak daun tanaman ini, menurut Dr. Setiawan Dalimartha, Sekertaris Umum Himpunan Pengobatan Tradisional dan Akupuntur Indonesia (Hiptri), mampu menekan ascitic sarcoma, menstimulasi pembentukan sel darah, dan bersifat kuat sebagai anticholine esterase. Kandungan kimia lainnya adalah glikoalkaloid, solanidine, diosgenin, tigogenin, juga sedikit atropine, saponin, dan minyak lemak.
Disamping penggunaannya sebagai ramuan tradisional, beberapa studi ilmiah
menunjukkan, leunca memiliki aktivitas antiulserogenik yang berhubungan
dengan lambung, sistem saraf pusat dan sebagai agen antineoplastik dan
memiliki peran sitoprotektif melawan kerusakan sel ginjal.
menunjukkan, leunca memiliki aktivitas antiulserogenik yang berhubungan
dengan lambung, sistem saraf pusat dan sebagai agen antineoplastik dan
memiliki peran sitoprotektif melawan kerusakan sel ginjal.
Rebusan air daunnya juga dapat melancarkan buang air kecil, menyembuhkan
sakit perut, batuk dan mampu pula menurunkan tekanan darah tinggi serta
bermanfaat mengurangi jumlah sel darah putih dalam tubuh.
sakit perut, batuk dan mampu pula menurunkan tekanan darah tinggi serta
bermanfaat mengurangi jumlah sel darah putih dalam tubuh.
Beberapa metabolites sekunder yang dihasilkan seperti diosgenin, solasodine
dan steroid alkaloid memiliki keampuhan yang luar biasa dalam mengurangi
berbagai keluhan kesehatan. Buahnya yang terasa agak pahit, direkomendasikan
untuk mengobati herpes simpleks. Begitupun daunnya yang memiliki
rambut-rambut halus di permukaannya dapat digunakan untuk menyembuhkan borok
atau kelainan kulit. Di beberapa daerah di Indonesia, daun-daun leunca
ditaruh di ayunan untuk merangsang tidur pada bayi.
dan steroid alkaloid memiliki keampuhan yang luar biasa dalam mengurangi
berbagai keluhan kesehatan. Buahnya yang terasa agak pahit, direkomendasikan
untuk mengobati herpes simpleks. Begitupun daunnya yang memiliki
rambut-rambut halus di permukaannya dapat digunakan untuk menyembuhkan borok
atau kelainan kulit. Di beberapa daerah di Indonesia, daun-daun leunca
ditaruh di ayunan untuk merangsang tidur pada bayi.
Khasiat lain dari terong kecil yang sering dilalap ini adalah sebagai zat
antirematik. Pengobatan tradisional di Nigeria, percaya bahwa terong dapat
menyembuhkan atau setidaknya mengurangi serangan rematik tertentu bahkan
mengobati asam urat. Tidak hanya di Nigeria, di Korea sebagai negara
‘maniak’ ginseng, terong-terongan diyakini punya keajaiban untuk mengobati
beberapa penyakit. Daun yang telah dikeringkan, termasuk buahnya, bisa
dikonsumsi untuk mengobati sakit pinggang, encok, pinggang terasa kaku dan
nyeri lainnya. Secara empiris tumbuhan ini bahkan mampu mengobati campak
atau cacar air, ketergantungan alkohol, gastritis dan bekas luka bakar.
antirematik. Pengobatan tradisional di Nigeria, percaya bahwa terong dapat
menyembuhkan atau setidaknya mengurangi serangan rematik tertentu bahkan
mengobati asam urat. Tidak hanya di Nigeria, di Korea sebagai negara
‘maniak’ ginseng, terong-terongan diyakini punya keajaiban untuk mengobati
beberapa penyakit. Daun yang telah dikeringkan, termasuk buahnya, bisa
dikonsumsi untuk mengobati sakit pinggang, encok, pinggang terasa kaku dan
nyeri lainnya. Secara empiris tumbuhan ini bahkan mampu mengobati campak
atau cacar air, ketergantungan alkohol, gastritis dan bekas luka bakar.
Dan berdasarkan riset, telah terbukti 70% pasien sembuh dengan menggunakan leunca via infus.
Bandros
Masyarakat di luar Jawa Barat mungkin lebih mengenal nama "bandros" sebagai bus pariwisata di Kota Bandung. Di dunia pariwisata Kota Bandung, bandros memang manjadi salah satu daya tarik agar wisatawan dapat menikmati wisata kota dengan naik bus bertingkat. Bus wisata ini baru diluncurkan 2014 lalu.
Di dunia kuliner Sunda, bandros merupakan salah satu makanan tradisional legendaris. Kue ini mudah ditemui. Biasanya, para pedagang bandros berkeliling pemukiman dengan dagangan dipikul. Di daerah lain, di Jakarta atau Banten, makanan satu ini bernama "pancong".
Di Bandung, bandros tak sulit ditemui. Selain berkeliling pemukian, di tempat-tempat keramaian biasanya ada pedagang bandros. Yang lebih menarik lagi, para pedagang bandros tradisional memasak bandros menggunakan kayu bakar yang dibelah kecil-kecil. Sehingga, asap yang keluar saat memasak menjadi salah satu cara untuk menarik perhatian calon pembeli.
Bandros memiliki rasa sangat gurih. Campuran santan dan kelapa sangat terasa. Tambahan lain biasanya taburan gula pasir sebagai pemanis. Selain bandros asin, ada juga bandros manis. Bandros manis ini adonannya dicampur dengan gula merah sehingga bandros berwarna cokelat.
Bandros terbuat dari bahan kelapa parut dicampur tepung beras dan tepung ketan. Campuran itu kemudian dibubuhi dengan garam dan diaduk rata. Setelah itu dituangkan santan sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tercampur rata hingga menjadi adonan. Adonan ini dimasak dalam cetakan atau loyang lempeng setengah lingkaran. Cetakan ini pada umumnya terbuat dari bahan kuningan.
Colenak
Colenak adalah salah satu panganan khas Jawa Barat yang sangat nikmat. Panganan ini merupakan kombinasi lezat dari tapai singkong bakar yang biasa disebut peuyeum bakar, dengan kinca atau saus gula. Tapai singkong yang manis akan mengeluarkan wangi lezat yang semerbak ketika dipanggang. Selagi hangat, tapai singkong bakar ini disajikan dengan kinca, saus gula yang terbuat dari paduan manisnya gula aren dan rasa gurih kelapa parut. Ketika disantap, kombinasi keduanya akan menghasilkan rasa yang luar biasa nikmat dan lezat.Colenak biasa disantap sebagai camilan. Panganan ini punya sensasi menghangatkan yang berasal dari tapai singkong bakar. Hangatnya colenak cocok sekali dinikmati dikala udara dingin, maka dari itu Colenak paling banyak dijual di kota-kota dataran tinggi yang berhawa dingin di Jawa Barat seperti Bandung dan Bogor. Tapi jika disantap dikala cuaca hangat sekalipun, Colenak akan tetap nikmat dan menggugah selera.
Lahirnya Si Manis Nan Nikmat.
Kenikmatan Colenak sudah tercipta bahkan sejak tahun 1930. Awalnya panganan ini bernama peuyeum digulaan (tapai singkong dicampur gula) yang dijual pak Murdi di Jalan Ahmad Yani, Cicadas Bandung. Aroma sedap dari peuyeum yang dibakar Pak Murdi di pinggir jalan menarik minat orang banyak untuk membelinya. Karena larisnya panganan peuyeum digulaan ini , seorang konsumen menyarankan Pak Murdi untuk membuat merek pada produknya. Konsumen tersebut kemudian menyarankan nama ‘Colenak’ yang merupakan kependekan dari ‘Dicocol Enak ‘. Nama itu diusulkan berdasarkan cara memakan kuliner ini. Dicocol artinya membenamkan makanan pada saus yang kental sebelum memakan. Hal ini berarti, untuk mendapatkan rasa yang Enak, panganan ini dimakan dengan cara ‘mencocol’ kedalam saus yang tersedia. Akhirnya lahirlah secara resmi panganan lezat, Colenak.
Rasa Nikmat Kelas Dunia.
Tak hanya dicintai dikalangan masyarakat Jawa Barat, rasa Colenak juga diakui oleh Dunia. Colenak adalah salah satu makanan khas Indonesia yang dipilih untuk disajikan kepada para pemimpin negara dalam Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. Hidangan Colenak menghiasi meja makan saat malam resepsi rangkaian Konferensi Asia Afrika di Gedung Pakuan pada 18 April 1955. Makanan khas Sunda ini pun turut disuguhkan dalam acara perpisahan Konferensi Asia Afrika di Hotel Savoy Hommann pada 24 April 1955. Para pemimpin negara dan delegasi Asia Afrika telah bersama-sama merasakan nikmatnya Colenak khas Tanah Sunda ini.
Alami dan Bergizi.
Kenikmatan Colenak yang diakui kelas Dunia tak lepas dari kandungan Gizi dan manfaat yang ada di dalamnya. Colenak, terbuat dari berbagai bahan alami yang sehat untuk dikonsumsi yaitu tapai singkong bakar sebagai penyusun utama dan saus Kinca sebagai pelengkap rasa.
Pada Colenak, kombinasi tapai singkong dan saus kinca menghasilkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam 100 gram tapai singkong, terkandung berbagai nutrisi sebagai berikut,
Komposisi Nutrisi Tapai Singkong |
Selain padat nutrisi makro, tapai singkong juga menyumbangkan asupan vitamin B1 , kalsium dan fosfor yang dibutuhkan tubuh.
Nutrisi yang tersedia itupun akan lebih mudah diserap oleh tubuh karena tapai singkong pada Colenak merupakan makanan hasil fermentasi singkong. Tapai Singkong dihasilkan dengan cara fermentasi ragi yang merupakan inokulum biakan dari khamir, kapang dan bakteri. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan panas dalam keadaan anaerob sehingga akan menghasilkan enzim yang dapat merombak karbohidrat menjadi komponen yang lebih sederhana. Tubuh akan lebih mudah melakukan penyerapan Gizi, dan secara tekstur, singkong yang tadinya keras akan berubah menjadi lembut dan mudah untuk langsung dimakan juga dicerna oleh tubuh.
Saus Kinca pada Colenak juga bukan hanya sekedar manis. Saus kinca yang terbuat dari gula aren banyak menyumbangkan berbagai nutrisi mikro yang dibutuhkan tubuh seperti :
Komposisi Nutrisi Gula Aren |
Rasa manis yang kaya nutrisi, bukan?
Indeks Glikemik gula aren pada saus kinca juga diketahui jauh lebih rendah dari gula tebu. Analisis indeks glikemik gula aren di Nutrition Research Institute Philipine menemukan nilai Indeks Glikemik gula aren adalah 35 sedangkan gula tebu mencapai 65. Dilihat dari nilainya yang lebih rendah, sumber manis dari gula aren tentu lebih menyehatkan untuk gula darah.
Jadi terbukti, colenak adalah salah satu panganan yang penuh gizi dan baik untuk dikonsumsi. Tak sekedar lezat, tapi baik untuk tubuh.
Nikmatnya Tak Lekang Oleh Waktu.
Sering terdengar, makanan tradisional khas Indonesia yang tergilas jaman. Kalah pamor dengan makanan khas negara lain yang masuk ke dalam negeri. Hal itu tidak terjadi pada Colenak. Hingga kini Colenak masih mempertahankan eksistensi rasa dan kenikmatannya. Bahkan Colenak berkembang mengikuti jaman namun masih berpedoman mengikuti originalitas.
Sekarang, penikmat Colenak tidak hanya bisa menyantap colenak rasa original dengan saus kinca nya yang lezat, tapi juga colenak rasa lain yang lebih moderen dan tak kalah nikmat. Colenak kini dikombinasikan dengan berbagai rasa seperti rasa cokelat, keju, nangka, hingga durian.
-Resep Colenak-
- Bahan Utama :
500 gram Tapai Singkong
2 Sendok Margarin
- Bahan Saus Gula Kelapa / Kinca
350 ml santan kelapa kental
2 lembar daun pandan dicuci bersih
½ buah kelapa parut
200 gram gula aren
¼ sdt garam halus
1. Tapai singkong dipipihkan kemudian permukaan tapai dioleskan margarin
2. Tapai singkong dipanggang diatas pemanggang bara api atau wajan datar hingga berwarna kecoklatan. Selama pemanggangan, tapai singkong dibolak balik hingga matang
Pembuatan Colenak 1 |
Saus Gula Kelapa/ Kinca :
1. Gula aren diiris-iris menjadi lapisan yang lebih tipis
2. Margarin dicairkan lalu dipanaskan bersama daun pandan
Pembuatan Colenak 2 |
3. Dimasukkan Gula Merah, panaskan dan aduk hingga gula mencair
Pembuatan Colenak 3 |
Pembuatan Colenak 4 |
4. Ketika campuran sudah mulai mengental, kelapa parut ditambahkan dan campuran diaduk kembali hingga matang dan lebih kental
Pembuatan Colenak 5 |
5. Ditambahkan garam kedalam campuran, aduk kembali hingga matang
6. Sajikan kinca bersama tapai singkong bakar dan Colenak siap dinikmati
food terminology ojt #10
Roti bakar khas Bandung
bahan :
pengertian dan penjelasan roti bakar :
roti bakar adalah kepingan roti yang dibakar agar garing. membakar roti juga merupakan cara umum menjadikan roti yang sudah masuk angin lebih sedap rasanya. namun biasanya para pedangang roti bakar diindonesia khususnya kota bandung yaitu memanggang roti diwajan yang ceper bukan langsung dibara api ya guyss. sebelum dipanggang/dibakar roti diolesi dengan mentega/margarin dan didalam roti diisi dengan rasa dari selai , kacang , meses , keju maupun buah serta susu kental manis. seiring dengan berkembangnya zaman roti mulai berkembang dan terus berkembang . kalau dulu orang membuat roti dengan menggunakan tangan tetapi sekarang sudah menggunakan mesin maupun robot. roti bakar menjadi tren makanan yang enak dinikmati saat udara tidak panas ( malam hari). roti bakar yang berbahan roti ini bisa menjadi alternatif mengenyangkan sehingga terkadang sebagai pengganti makan malam atau sarapan. roti bakar ini cocok sebagai teman minum teh hangat,susu, maupun kopi. kudapan yang awalnya adalah kudapan rumahan untuk sarapan menjadi makanan "kota" menjadi makanan yang banyak diburu saat jalan jalan atau berpergian sambil hangout atau bahkan oleh oleh untuk dibawa pulang. roti bakar ini biasanya dijual di gerobak letaknya dipinggir jalan pada waktu sore hari.namun sekarang ini roti bakar tidak hanya dijual di pinggir jalan saja lo tetapi cafe , restoran juga menjual roti bakar juga.
asal mula roti bakar :
awalnya roti bakar bukan karena sengaja dibuat , melainkan roti sisa yang sudah tidak segar lagi. dizaman romawi kuno , mereka tahu bahwa roti sisa akan jadi lebih enak bila dibakar terlebih dahulu.itu sebabnya dinamakan toast bread atau disebut dengan roti bakar. toast diambil dari kata 'tostum' dalam bahasa latin yang berarti scorching atau burning. karena rasanya yang enak , orang sering memanggang roti sekalipun rotinya tetap segar. itulah asalmula roti bakar yang sering kita konsumsi sebagai sarapan pagi.
nutrisi/kandungan roti bakar :
- roti mengandung karbohidrat yang baik untuk menambah tenaga
- margarin mengandung berberapa vitamin seperti A,E,dan K.
- keju mengandung kalsium yang bagus untuk menjaga kekuatan tulang agar tidak rapuh.
- selai mengandung berbagai macam vitamin yang dihasilkan dari buah itu sendiri.
- susu kental manis mengandung berbagai macam vitamin.
cara membuat roti bakar :
cara membuat roti tawarnya :
bahan:
- 350 gr tepung terigu cakra
- 60 gr gula pasir
- 50 gr susu bubuk
- 30 gr shortening (mentega putih)
- 2 kuning telur
- 1 sdm ragi instan
- 200 ml air es
- 1/4 sdt garam
cara membuat :
- campur tepung terigu , gula pasir, susu bubuk , ragi instan aduk rata.
- masukan kuning telur dan sedikit sedikit air sambil diuleni sampai kalis.
- masukan mentega putih dan garam uleni sampai kalis elastis mulus.
- bulatkan lalu diamkan 30 menit tutup mengunakan plastik wrap/kain.
- kempiskan adonan uleni sebentar lalu adonan dibagi 2 sama rata.
- giling masing masing adonan betuk persegi panjang (sesuaikan ukurang loyang)
- lalu gulung sambil dirapatkan . masukan kedalam loyang roti tawar ukuran 20x10x8 yang sudah diolesi shortening.
- diamkan kuranglebih 30 menit... kalau adonan sudah naik menisakan 2cm dr atas loyang tutup segera.
- panaskan oven dengan suhu 180' C
- panggang selama -+ 45 menit
- setelah roti matang langsung keluarkan dr loyang biarkan dingin.
- lalu roti siap diolah.
cara membuat roti bakarnya :
bahan :
- selai
- keju
- roti tawar
- mentega
- meses
- susu kental manis
cara membuat :
- potong terlebih dahulu roti tawarnya menjadi 4 apa 2 bagian terserah.
- kemudian oleskan mentega dibagian atasnya.
- dan dibagian tengah nya diisi dengan selai , keju ,meses.
- setelah itu beri susu kental manis pada bagian tengahnya.
- panaskan wajan , dan panggang roti sampai renyah atau warna nya emas kekuning kuningan.
- setelah dipanggang letakan dipiring dan diberi topping
- roti bakar siap disajikan.
Peyeum
Peuyeum Bandung merupakan salah satu kuliner khas yang ada di Kota dan Kabupaten Bandung. Nama kuliner ini terdiri dari dua kata, yaitu “Peuyeum” atau dalam bahasa Indonesia artinya tapai singkong. “Bandung” merupakan nama kota tempat produksi peuyeum tersebut, yaitu Kabupaten Bandung.
Asal mula keberadaan kuliner tradisional peuyeum di Bandung yaitu dari Kecamatan Cimenyan (Kabupaten Bandung). Singkong sebagai dasar pembuatan peuyeum memang sejak zaman penjajahan sudah dikenal oleh masyarakat Bandung sebagai pengganti nasi yang kala itu sangat sulit diperoleh. Produksi singkong yang berlimpah terkadang membuat sebagian yang belum dikonsumsi atau diolah menjadi busuk. Antisipasi agar jangan sampai busuk salah satunya adalah melalui upaya pengolahan dan pengawetan singkong. Di Cimenyan, pengolahan singkong dilakukan melalui proses fermentasi menggunakan bahan ragi. Dari hasil olahan tersebut kemudian menghasilkan kuliner yang dikenal dengan nama peuyeum. Rupanya proses pengawetan tersebut telah berlangsung cukup lama, yaitu sudah sejak tahun 1800-an. Kualitas singkong yang diproses sedemikian rupa membuat peuyeum Cimenyan dikenal dengan kelezatannya tidak saja oleh warga sekitar tetapi juga sudah sudah meluas hingga ke Kota Bandung dan beberapa kota di Provinsi Jawa Barat (metrum.co.id, 2019).
Animo pembeli yang cukup tinggi membuat industri Peuyeum semakin berkembang. Hingga tahun 1950-an, jumlah pengrajin peuyeum di Kecamatan Cimenyan mencapai 200 orang. Namun, ketenaran tersebut sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Hingga tahun 2013, jumlah produsen peuyeum tinggal 14 orang saja. (Ridwanto, 2013: 4).
Proses pembuatan Peuyeum cukup mudah. Menurut penuturan Rokhmat, bahan yang dibutuhkan hanyalah singkong, air, dan ragi. Proses pertama adalah mengupas kulit singkong, kemudian dicuci bersih. Biasanya, singkong untuk membuat peuyeum adalah singkong utuh yang hanya dipotong pada bagian ujung atas dan bawah saja. Setelah bersih semua, singkong kemudian direndam sebentar lalu ditaruh dalam 3 dandang berisi air untuk direbus sebanyak dua kali hingga setengah matang. Rebusan pertama selama 1,5 jam, sedang yang kedua selama 1 jam. Selesai direbus, singkong ditiriskan kemudian ditaburi ragi (kecamatan-cimenyan.wordpress.com, 2010). Singkong yang sudah diberi ragi disusun dalam keranjang bambu yang diberi alas daun pisang. Diamkan selama 2-3 hari hingga proses fermentasi selesai dan menghasilkan Peuyeum yang manis serta empuk (namun tidak lembek).
Fungsi peuyeum selain sebagai salah satu cemilan juga diyakini dapat menghangatkan tubuh. Ragi sebagai bahan fermentasi memang menjadi faktor utama yang menimbulkan efek hangat pada tubuh setelah menyantap peuyeum.
Hingga saat ini, Peuyeum Bandung biasa dikirim ke Kota/Kab. Bandung, Garut, Cianjur untuk diperjualbelikan sebagian besar sebagai oleh-oleh dan sebagai bahan utama untuk membuat kuliner colenak (dicocol enak).
Asal mula keberadaan kuliner tradisional peuyeum di Bandung yaitu dari Kecamatan Cimenyan (Kabupaten Bandung). Singkong sebagai dasar pembuatan peuyeum memang sejak zaman penjajahan sudah dikenal oleh masyarakat Bandung sebagai pengganti nasi yang kala itu sangat sulit diperoleh. Produksi singkong yang berlimpah terkadang membuat sebagian yang belum dikonsumsi atau diolah menjadi busuk. Antisipasi agar jangan sampai busuk salah satunya adalah melalui upaya pengolahan dan pengawetan singkong. Di Cimenyan, pengolahan singkong dilakukan melalui proses fermentasi menggunakan bahan ragi. Dari hasil olahan tersebut kemudian menghasilkan kuliner yang dikenal dengan nama peuyeum. Rupanya proses pengawetan tersebut telah berlangsung cukup lama, yaitu sudah sejak tahun 1800-an. Kualitas singkong yang diproses sedemikian rupa membuat peuyeum Cimenyan dikenal dengan kelezatannya tidak saja oleh warga sekitar tetapi juga sudah sudah meluas hingga ke Kota Bandung dan beberapa kota di Provinsi Jawa Barat (metrum.co.id, 2019).
Animo pembeli yang cukup tinggi membuat industri Peuyeum semakin berkembang. Hingga tahun 1950-an, jumlah pengrajin peuyeum di Kecamatan Cimenyan mencapai 200 orang. Namun, ketenaran tersebut sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Hingga tahun 2013, jumlah produsen peuyeum tinggal 14 orang saja. (Ridwanto, 2013: 4).
Proses pembuatan Peuyeum cukup mudah. Menurut penuturan Rokhmat, bahan yang dibutuhkan hanyalah singkong, air, dan ragi. Proses pertama adalah mengupas kulit singkong, kemudian dicuci bersih. Biasanya, singkong untuk membuat peuyeum adalah singkong utuh yang hanya dipotong pada bagian ujung atas dan bawah saja. Setelah bersih semua, singkong kemudian direndam sebentar lalu ditaruh dalam 3 dandang berisi air untuk direbus sebanyak dua kali hingga setengah matang. Rebusan pertama selama 1,5 jam, sedang yang kedua selama 1 jam. Selesai direbus, singkong ditiriskan kemudian ditaburi ragi (kecamatan-cimenyan.wordpress.com, 2010). Singkong yang sudah diberi ragi disusun dalam keranjang bambu yang diberi alas daun pisang. Diamkan selama 2-3 hari hingga proses fermentasi selesai dan menghasilkan Peuyeum yang manis serta empuk (namun tidak lembek).
Fungsi peuyeum selain sebagai salah satu cemilan juga diyakini dapat menghangatkan tubuh. Ragi sebagai bahan fermentasi memang menjadi faktor utama yang menimbulkan efek hangat pada tubuh setelah menyantap peuyeum.
Hingga saat ini, Peuyeum Bandung biasa dikirim ke Kota/Kab. Bandung, Garut, Cianjur untuk diperjualbelikan sebagian besar sebagai oleh-oleh dan sebagai bahan utama untuk membuat kuliner colenak (dicocol enak).
Serabi
Serabi berasal dari bahasa sunda yaitu “sura” yang berarti besar. Serabi atau surabi adalah salah satu makanan ringan atau jajanan pasar yang berasal dari Indonesia dan menjadi idola sejak diciptakan tahun 1923 silam. Surabi dinyatakan sebagai makanan tradisional khas jawa karena lebih populer di pulau ini. Surabi memiliki bentuk yang mirip dengan pancake namun lebih kecil dan tebal. Surabi umumnya terbuat dari tepung beras atau terigu yang dibakar dengan menggunakan alat tradisional yaitu tungku dan cetakan dari tanah liat. Jika pancake punya saus dengan berbagai pilihan rasa, kue serabi juga memiliki kuah atau saus yang terbuat dari gula jawa sesuai dengan cita rasa nusantara, bahkan serabi kini banyak disajikan dengan mayonaise, dark chocolate atau dengan toping ayam, sosis dll. Kuah yang terbuat dari campuran gula jawa dan santan kelapa itu, biasa disebut dengan kinca.
Dua jenis kue serabi yang terkenal dari Indonesia , yaitu serabi bandung dan serabi solo. Kedua serabi tersebut memiliki perbedaan, baik dari bahan hingga penyajiannya pun berbeda. Jika serabi bandung menggunakan tepung terigu, serabi solo menggunakan tepung beras. Selain itu serabi bandung biasa disajikan dengan kuah dari gula jawa dan santan yang biasa disebut kinca, sedangkan pada serabi solo santan ditambahkan ketika proses pembuatan masih berlangsung. Selain di tanah jawa, surabi juga dapat ditemukan di ranah minang, betawi, Cirebon, tegal dengan ciri khas manis. Sedangkan serabi minang banyak dijumpai di Medan. Serabi ini menggunakan kuah dasar dari campuran gula dan buah-buahan, terutama serabi kuah durian yang paling sering dicari.
Dalam perkembangannya sekarang ini kini serabi telah memiliki banyak pilihan variasi. Mulai dari rasa original, yaitu serabi tanpa toping yang hanya disajikan dengan kuah kinca atau hanya dengan oncom, kini telah menggunakan variasi toping yang beranekaragam seperti pisang, keju, cokelat, mayonnaise, bahkan ayam dan sosis.
Langganan:
Postingan (Atom)
daily activity ojt #6
Assalamualikum
-
Puff pastry Berawal dari salah satu budaya Mesir, dimana mereka mengolah tepung dan pasta air u...
-
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh apa kabar para pembaca (jika ada)? hari ini saya akan kembali lagi menceritakan tentang kesahar...
-
Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hari ini adalah hari kedua saya berpraktek di kitchen kampus poltekpar Makassar dan seperti ya...